Induktif
adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab.
Contohnya:
Banyak pedagang kaki lima yang entah bagaimana awalnya, seperti mengelompokkan diri hanya dengan menjual jenis barang tertentu di sebuah trotoar tertentu. Selanjutnya, tampillah trotoar tersebut sebagai etalase khusus. Bahkan, banyak barang khas trotoar terkenal di Jakarta yang tidak bisa dijumpai di toko-toko resmi. Dari suasana tersebut ternyata banyak trotoar yang akhirnya menjadi terkenal karena penampilanya yang khas.Generalisasi
Contoh:
Adi adalah anak yang malas ia selalu saja menyontek pada saat ulangan Matematika. Alasan ia mencontek ialah karena semalam belum belajar. Padahari ini ada ujian Matematika yang susah. Maka bisa diperkirakan bahwa Adi hari ini akan mencontek lagi.Analogi
Pengembangan paragraf secara analogi ini didasarkan adanya anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam hal yang lain.
Contoh:
Budi adalah anak yang penakut sikapnya ini membuatnya sering jadi bahan mainan teman-temannya. Bagai kerbau dicocok hidung ia selalu mengikuti apa kata orang lain. Sehingga ia tidak dapat berkembang dan selalu hanya bisa diam sama seperti kerbau yang hanya bisa diam ketika hidungnya dicocok untuk melakukan apa yang diinginkan tuannnya.Hubungan Kausal
Macam-macam hubungan kausal :
1. Sebab – akibat
Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B.
Disamping ini pola seperti ini juga dapat menyebabkan B, C, D dan seterusnya.
Jadi, efek dari suatu peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari
satu. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan
penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran. Hal ini akan terlihat
pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap suatu akibat yang nyata.
Contoh :
Kemarin
Budi kehujanan saat pulang sekolah, maka hari ini Budi sakit
2. Akibat – sebab
Hampir mirip dengan entimen. Akan tetapi dalam
penalaran jenis akibat sebab ini, Peristiwa sebab merupaka simpulan.
Contoh :
Kampung
Pulo termasuk daerah yang sering banjir, hal itu disebabkan warganya sering
buang sampah sembarangan.
3. Akibat – akibat
Suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya.
Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu akibat yang lain.
Contoh :
Kemarin Budi mengalami kecelakaan motor akibat
menabrak mobil. Akibat dari kecelakaan tersebut Budi mengalami patah kaki dan
harus dirawat di rumah sakit.- Hipotesis dan Teori
Contoh :
source:
http://www.uklis.net/2013/11/http://tommysyatriadi.blogspot.com/2013/05/
http://fernandezmahaza.blogspot.com/
http://onan-kost.blogspot.com/2010/05/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar